Kehamilan merupakan salah satu momen penting dan berharga untuk Ibu dan pasangan. Umumnya, masa kehamilan berlangsung selama 37-42 minggu dengan rata-rata 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Hari pertama haid terakhir (HPHT) adalah hari pertama dalam satu siklus menstruasi terakhir. Sedangkan ovulasi terjadi pada 2 minggu setelah periode ini. Jika pada periode ini sperma bertemu sel telur hingga terjadi pembuahan, maka saat itulah kehamilan dimulai.
Mengetahui usia kehamilan sangat penting untuk memperkirakan waktu kelahiran. Setelah menentukan tanggal perkiraan lahir (HPL), tanggal perkiraan lahir bayi adalah antara dua minggu sebelum dan dua minggu setelah HPL.
Baca juga:Ketahui Gangguan Kehamilan Sejak Dini
Ibu hamil harus tahu cara menghitung minggu kehamilan. Semakin cepat usia kehamilan diketahui, maka risiko kehamilan dan persalinan bisa semakin ditekan. Di bidang kebidanan, ada banyak cara untuk menghitung minggu kehamilan. Metode ini didasarkan pada formula yang diterapkan melalui teori dan dapat dipelajari secara formal di perguruan tinggi kebidanan atau sekolah kedokteran.
Namun ada juga cara manual yang lebih mudah dipahami. Dengan bantuan teknologi, ada juga cara menggunakan alat untuk menghitung kehamilan. Semua metode ini bermanfaat untuk persiapan persalinan ibu hamil dan janinnya.
Cara Menghitung Kehamilan dari Hari Pertama Haid Terakhir
Perlu Ibu ketahui nih kalau menghitung usia kehamilan sangat penting untuk panduan perawatan prenatal. Selain itu, usia kehamilan juga dapat menggambarkan waktu antara konsepsi dan kelahiran di mana bayi tumbuh dan berkembang di rahim.
Dengan mengetahui usia kehamilan, Ibu juga dapat mengontrol kehamilan berjalan secara normal dan memastikan setiap fasenya berjalan dengan baik hingga persalinan.
Untuk mengetahui perkiraan kapan bayi akan lahir, Ibu dapat memanfaatkan kalkulator menghitung usia kehamilan dengan menggunakan rumus Naegele dan rumus Parikh.
Rumus Naegele
Cara populer untuk menghitung usia kehamilan adalah dengan menentukan tanggal menstruasi terakhir sebelum hamil, bagi para wanita yang memiliki siklus haid teratur 28 hari. Rumus Naegele adalah sebagai berikut:
Rumus 1 digunakan jika HPHT berada dalam bulan Januari sampai Maret. Semisalnya HPHT Ibu adalah 21 Februari 2019, maka perkiraan hari persalinan Ibu adalah:
Maka hari perkiraan persalinan Ibu adalah 28 November 2019
Sedangkan rumus 2 digunakan jika HPHT berada dalam bulan April sampai Desember. Semisalnya, HPHT Ibu adalah 8 Juni 2019, maka perkiraan hari persalinan Ibu adalah:
Maka hari perkiraan persalinan Ibu adalah 15 Maret 2020.
Rumus Parikh
Jika rumus Naegele merupakan kalkulator menghitung usia kehamilan pada wanita dalam kebidanan yang memiliki siklus menstruasi 28 hari, lain halnya dengan rumus Parikh. Rumus Parikh merupakan cara menghitung usia kehamilan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi kurang atau lebih dari 28 hari. Cara penghitungan dilakukan dengan menghitung saat terjadi ovulasi, yaitu waktu siklus menstruasi dikurangi 14 hari.
Misalnya HPHT Ibu pada tanggal 7 Januari 2018, jika siklus menstruasi Ibu semisal 35 hari maka dengan menggunakan rumus Parikh, tanggal persalinan Ibu menjadi: HPHT + 9 bulan + (35-21)hari = 22 Oktober 2018.
Apakah Perhitungan Menggunakan HPHT Akurat?
Menggunakan kalkulator menghitung usia kehamilan dengan menggunakan HPHT memang tidak selalu akurat, namun bisa dijadikan acuan sementara. Ada baiknya ibu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter spesialis kandungan. Banyak sekali Ibu yang melahirkan lebih atau kurang dari 2 minggu dari tanggal HPHT, namun ada juga yang tepat dengan tanggal HPHT. HPHT adalah hari yang mudah diingat dan dicatat oleh hampir seluruh wanita terutama yang sedang dalam program hamil.
Namun, ada faktor lain yang menyebabkan tanggal persalinan sulit diprediksi, yaitu hari pertama ovulasi atau kapan hubungan seksual terakhir yang menyebabkan kehamilan. Sangat wajar bila Ibu melahirkan jauh melampaui tanggal perkiraan persalinan.
Sebab, biasanya hal ini dipengaruhi oleh pertama kali mengandung, tidak tahu persis kapan HPHT, mengalami obesitas, mengandung bayi laki-laki, punya anggota keluarga dengan riwayat persalinan terlambat, serta sudah pernah memiliki anak dengan persalinan yang juga terlambat. Menjelang hari persalinan atau jika sudah melampaui tanggal perkiraan kelahiran, biasanya juga akan terjadi pengapuran plasenta.
Cara Menghitung Usia Kehamilan Jika Lupa HPHT
Ada beberapa Ibu yang lupa dengan hari pertama haid terakhir (HPHT) dikarenakan kesibukan masing-masing. Adakah cara menghitung usia kehamilan jika lupa HPHT? Ada! Cara menghitung usia kehamilan jika lupa HPHT bisa dilakukan dengan menggunakan Ultrasonografi (USG) dan dengan mengukur tulang fundus. Mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
1. Metode USG
Teknik ini digunakan untuk melihat perkembangan janin yang ada di dalam rahim. Ada beberapa cara yang digunakan untuk mengetahui usia kehamilan anak jika lupa HPHT dengan USG, yaitu:
USG Transvaginal
USG transvaginal adalah salah satu jenis USG yang digunakan sebagai cara menghitung usia kehamilan jika lupa HPHT. Dengan menggunakan teknik USG transvaginal, panjang janin akan diukur dari ujung paling atas hingga paling bawah untuk menentukan usia kehamilan. Saat melakukan prosedur USG, sebuah alat panjang pun dimasukkan ke dalam vagina dan memindai keadaan janin di dalam rahim.
USG Abdomen
Selain teknik transvaginal, ada teknik USG abdomen yang berguna sebagai cara menghitung usia kehamilan jika lupa HPHT. Prosedur USG abdomen atau perut sama seperti USG pada umumnya yaitu hanya digunakan pada permukaan perut Ibu. Sebagai patokan usia kehamilan, ada cara menghitung usia kehamilan jika lupa HPHT dengan menjadikan beberapa bagian tubuh yang akan ditandai untuk pengukuran, yaitu CRL (Crown-rump length) untuk mengukur panjang janin dari ujung kepala hingga bokong janin, BPD (Biparietal diameter) untuk mengukur diameter kepala janin, HC (Head circumference) untuk mengukur keliling kepala janin, FR (Femur length) untuk mengukur panjang tulang kaki janin dan AC (Abdominal circumference) untuk keliling perut janin.
Dalam pemeriksaan USG, dokter kandungan atau bidan akan menghitung diameter kantong kehamilan saat usia kehamilan kurang dari atau sama dengan 6 minggu. Ketika usia kehamilan 7-14 minggu, perkembangan janin mulai dihitung, khususnya panjang janin dari area pantat hingga kepala.
Untuk usia kehamilan di atas 12 minggu, dokter akan menghitung lingkar kepala janin. Dibandingkan metode HPHT, hasil USG trimester pertama lebih akurat sebagai cara menghitung usia kehamilan. Untuk itu, Ibu disarankan untuk melakukan setidaknya satu kali USG pada masa pemeriksaan trimester kehamilan demi kelancaran persiapan melahirkan.
Selain itu, ketika Ibu lupa HPHT, Ibu tidak akan bisa tahu persis kapan memasuki trimester pertama. Oleh karena itu, Ibu bisa mengenali ciri-ciri perubahan kondisi fisik Ibu saat memasuki trimester pertama yaitu payudara membesar, mual dan muntah, frekuensi buang air kecil semakin meningkat, mudah lelah, menginginkan makanan atau aktivitas tertentu yang biasanya dikenal dengan ngidam, dan perut mulas dan terasa panas.
2. Mengukur Tinggi Fundus Uteri
Untuk mengetahui tinggi pada fundus uteri, dokter atau bidan akan mengukur jarak antara tulang pubis yang berada sedikit di atas tumbuhnya rambut kemaluan, ke bagian atas dari rahim. Pengukuran dilakukan menggunakan tali meteran dan dicatat dalam satuan sentimeter. Pengukuran tinggi fundus uteri hanya dilakukan satu kali untuk menghindari bias saat melakukan pengukuran.
Pertama, dokter atau bidan akan memeriksa Anda dalam posisi setengah bersandar dan perut sedang dalam keadaan rileks dan tidak sedang kontraksi. Setelah itu, dokter akan melakukan perabaan di area perut dan sekitarnya untuk menentukan titik pengukuran yang tepat. Lalu, dengan menggunakan meteran yang fleksibel, dokter atau bidan akan mengukur jarak antara rahim bagian atas hingga ke atas tulang pubis serta harus diletakkan hingga menyentuh kulit.
Cara menghitung awal kehamilan memang penting untuk memperkirakan waktu persalinan agar Ibu dapat mempersiapkan diri secara mental dan fisik. Cara menghitung usia kehamilan dalam kebidanan yang sering digunakan adalah perhitungan HPHT dan pemeriksaan USG. Namun, hasil keduanya bisa jadi tidak sama, karena masing-masing memiliki kondisi yang berbeda untuk mendapatkan hasil akurat.
Baca juga:Kenali Berbagai Pergerakan Kehamilan Sehat