Ketika Anda memutuskan untuk membangun keluarga, Anda pasti ingin dimudahkan dan terhindar dari tekanan. Untungnya, ada beberapa cara yang dapat Anda coba untuk mempercepat segalanya. Dengan meningkatkan kesuburan, memantau siklus ovulasi, serta berhubungan seksual secara efektif, Anda dapat mempersiapkan diri untuk cepat hamil.
Kurangi asupan kafeina. Asupan kafeina berlebihan dapat mengganggu kesuburan. Oleh karena itu, usahakan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 500 mg kafeina setiap hari. Jika Anda menyeduh kopi sendiri di rumah, jumlah ini setara dengan sekitar 5 cangkir kopi. Namun, jika Anda biasa membeli kopi di kedai, gelas berisi 500 ml kopi latte atau Americano adalah jumlah maksimal yang boleh Anda konsumsi dalam satu hari. [1]
Makan makanan bergizi. Sebaiknya Anda selalu menjalani diet seimbang. Usahakan untuk mengonsumsi beragam bahan makanan yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi, kalsium, asam folat, dan protein harian Anda. Anda bisa mendapatkan nutrisi ini dari kismis, sayuran berdaun hijau gelap, polong-polongan, dan roti gandum utuh terfortifikasi. Asam lemak omega 3 juga penting. Jika Anda menjalani pola makan vegan, Anda tidak harus mengonsumsi ikan untuk mendapatkan nutrisi ini. Anda masih bisa mendapatkannya dari biji rami (flax seed) dan walnut. [2]Pastikan juga untuk mengurangi asupan makanan yang banyak mengandung gula serta lemak jenuh. [3]
Pertahankan berat badan sehat. Jika Anda mengalami kelebihan berat badan, waktu yang Anda butuhkan untuk hamil mungkin dua kali lebih lama dibandingkan jika berat badan Anda normal. Sebaliknya, jika Anda mengalami kekurangan berat badan, waktu yang Anda butuhkan mungkin empat kali lebih lama. [4]Konsultasikan dengan dokter program olahraga yang dapat membantu Anda mendapatkan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal.[5]Jika berat badan Anda sudah tergolong sehat, pertahankan pola makan Anda tetap sehat dan jalani secara konsisten.
Batasi asupan alkohol. Alkohol berdampak negatif terhadap kesuburan. Wanita yang mengonsumsi lebih dari 2 sajian minuman setiap hari berisiko tinggi mengalami infertilitas. Sementara itu, pria yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan cenderung memiliki jumlah sperma yang lebih rendah. Jika pun Anda mengonsumsi alkohol, batasilah jumlahnya satu sajian minuman saja (350 ml bir biasa, 150 ml wine, atau 45 ml spirits suling). [6]
Berhenti merokok. Berhentilah merokok sejak saat Anda memutuskan untuk memiliki bayi. Merokok dapat mengurangi kesuburan dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik serta keguguran. Merokok juga diketahui dapat menyebabkan berbagai cacat bawaan seperti berat lahir rendah serta paru-paru yang tidak berkembang sempurna.Mintalah pasangan Anda untuk berhenti merokok juga. Asap rokok sekunder sama berbahayanya dengan asap rokok primer. Bagi calon ayah, merokok juga berdampak negatif bagi sperma. [7]
Konsumsi vitamin prakelahiran. Vitamin prakelahiran akan mempersiapkan tubuh menyediakan nutrisi bagi calon bayi. Selain itu, vitamin ini juga mengandung asam folat ekstra yang dapat mencegah spina bifida pada janin yang masih berkembang. Oleh karena spina bifida sering kali berkembang sebelum kehamilan disadari, dokter menganjurkan agar vitamin prakelahiran mulai dikonsumsi segera setelah Anda merencanakan kehamilan. [8]
Kunjungi dokter. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan menelaah riwayat kesehatan Anda. Beri tahukan semua obat resep, vitamin, suplemen herbal yang Anda gunakan kepada dokter. Dokter akan memberitahukan obat mana yang harus Anda hentikan penggunaannya dan obat mana yang aman. Beri tahukan juga kepada dokter mengenai:Masalah sistem reproduksi Anda, yang meliputi kehamilan dan keguguran sebelumnya, kista ovarium, tumor fibroid, endometriosis, penyakit menular seksual (IMS), maupun kanker organ reproduksi yang pernah Anda alami.Riwayat vaksinasi Anda, terutama vaksin campak, gondong, dan rubella.[9]Penyakit ini berbahaya bagi janin jika menyerang Anda selama kehamilan.Riwayat kesehatan keluarga, termasuk juga saudara kandung dan orang tua yang menderita kanker, penyakit jantung, maupun kelainan genetik.Pola olahraga.Riwayat kesehatan pasangan, jika ada. Hal ini meliputi jumlah sperma rendah, riwayat campak, gondong, rubella, maupun penyakit lain yang berdampak pada kesuburan. [10]
Carilah dokter spesialis jika perlu. Kesuburan wanita mengalami penurunan secara terus-menerus setelah usia 35 tahun. Sementara itu, pengaruh usia terhadap kesuburan pria tidak terlalu jelas. Jika usia Anda kurang dari 35 tahun, berusahalah untuk hamil selama satu tahun sebelum mengunjungi dokter dan menjalani pemeriksaan kesuburan. Namun, jika usia Anda sudah lebih dari 35 tahun, tunggulah selama 6 bulan saja. Pertama-tama, kunjungilah dokter keluarga atau dokter spesialis kandungan Anda biasanya. Setelah itu, Anda akan dirujuk ke dokter spesialis lain jika perlu. Beri tahukan seluruh cara yang telah Anda coba untuk hamil. Pemeriksaan yang lazimnya perlu Anda jalani adalah:[11]Pap smear untuk memeriksa kanker serviks.Tes urine untuk memeriksa infeksi chlamydia yang dapat menyumbat tuba fallopi.Tes darah selama menstruasi untuk memeriksa ketidakseimbangan hormon.Tes darah selama atau setelah menstruasi untuk mendeteksi ovulasi.Tes darah pada waktu kapan saja selama siklus menstruasi untuk memeriksa infeksi rubella.
Hentikan penggunaan kontrasepsi hormonal. Metode kontrasepsi ini (pil, plester, IUD, Depo-Provera, dll.) dapat memengaruhi siklus menstruasi. Padahal, untuk merencanakan kehamilan Anda perlu tahu panjang siklus dan masa menstruasi Anda tanpa pengaruh kontrasepsi. Jika Anda menggunakan pil atau plester kontrasepsi, tubuh Anda mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mengatur kembali siklus mentsruasi.Jika Anda membutuhkan waktu satu atau dua bulan lagi, gunakan kondom. Tubuh masing-masing wanita unik. Sebagian wanita harus menunggu hingga satu tahun setelah berhenti menggunakan alat kontrasepsi. Sementara itu, sebagian wanita lainnya bisa saja langsung hamil.[12]
Hitung hari-hari dalam siklus menstruasi. Jika siklus Anda teratur, Anda mungkin dapat menentukan waktu pelepasan telur berikutnya ke tuba Fallopi dengan perhitungan sederhana. Jika panjang siklus menstruasi Anda 28 hari, Anda mungkin akan mengalami ovulasi antara hari ke-12 dan 14. Perkiraan umumnya adalah menghitung mundur 16 hari dari hari pertama siklus Anda berikutnya. Anda mungkin akan mengalami ovulasi hingga 5 hari setelah itu. [13]Anda juga bisa memanfaatkan banyaknya kalkulator daring yang tersedia.
Buat bagan suhu basal tubuh. Suhu basal tubuh (suhu terendah dalam 24 jam) akan meningkat 0,11 derajat Celsius beberapa hari setelah ovulasi. Anda boleh menggunakan termometer apa pun yang dapat mengukur hingga 0,1 derajat. [14]Perhatikan perubahan suhu yang kurang dari 1 derajat. Perubahan suhu sekecil ini mungkin sulit terlihat dengan termometer biasa. Jadi, belilah termometer suhu basal tubuh di apotek atau toko peralatan kesehatan. [15]
Periksa lendir serviks. Perhatikan warna dan teksturnya. Lendir serviks akan bertambah dan sangat licin selama sekitar waktu ovulasi. Jika Anda bisa menarik lendir di antara kedua jari tangan, kemungkinan Anda sedang ovulasi. Perubahan ini mungkin sulit dideteksi. Jadi, periksalah sering-sering. [16]
Beli alat tes ovulasi. Alat tes ovulasi dapat memperkirakan pelepasan telur lebih dini. Prinsipnya sama dengan tes kehamilan. Namun, harganya mungkin lebih mahal, yaitu antara Rp300.000-Rp600.000 untuk satu kemasan. Alat ini bisa diperoleh di apotek sekitar.Alat tes ovulasi mendeteksi kadar hormon luteinizing (LH) dalam urine. Artinya, Anda harus membasahi stik tes dengan urine. Sayangnya, tingkat akurasi alat ini tidak 100%. Jadi, jangan hanya mengandalkan cara ini. [17]
Iklan